Teori dan Model Konseptual Asuhan Kebidanan
A. Pendahuluan
Secara
umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori-teori
yang digunakan dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model
kebidanan. Teori atau konsep sejatinya adalah penjelasan dari suatu
kejadian dan fenomena. Proses penjelasan ini memerlukan pemikiran yang
dalam.
Konsep
atau teori adalah gambaran tentang objek dari suatu kejadian atau objek
yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan fenomena sosial yang
menarik perhatiannya.
Konseptual
model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu
disiplin ilmu. Konseptual model dapat memberikan gambaran abstrak atau
ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian diterapkan sesuai dengan
bidang masing-masing.
B. Dasar Pemikiran, Fokus Dan Tujuan Dalam Teori Kebidanan
1. Reva rubin
Rubin
adalah seorang perawat bidan di USA. Rubin mengembangkan penelitian dan
teori tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin. Penelitian
dan pengamatan dilakukan selama lebih dari 20,tahun dengan lebih dari
6000 responden.
Tujuan
Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang perempuan mencapai
peran menjadi seseorang dan hal apa sajakah yang memengaruhinya, baik
yang bersifat positif maupun negatif.
Penelitian
ini dilakukan dengan bantuan para siswa bidan. Data dikumpulkan melalui
wawancara langsung dan melalui telepon yang berlangsung selama 1-4 jam.
Subjek penelitian di dapatkan di klinik antenatal dan postnatal.
Data-dat berkaitan dengan masalah-masalah yang timbul dalam pencapaian
peran menjadi ibu diberi kode kemudian dianalisis.
v Menurut Rubin seorang sejak hamil sudah mempunyai harapan sebagai berikut :
a. Memastikan keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan bayi.
b. Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti bagi ibu dan bayi.
c. Penentuan gambar identitas diri.
d. Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
v Perubahan yang umum terjadi pada perempuan ketika hamil adalah :
a. Cenderung
lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih baik, untuk bisa
berperan sebagai calon ibu dan mampu memerhatikan perkembangan janinnya.
b. Membutuhkan sosialisasi.
v Tahapan Psikososial (Psikososial Stage)
1. Anticipatory stage
Tahap ini ibu-ibu melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan anak yang lain.
2. Honeymoon stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya.. Pada tahap ini, ibu memerlukan bantuan anggota keluarga yang lain.
3. Plateu stage
Ibu
akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah mampu menjadi ibu. Tahap
ini membutuhkan waktu beberapa minggu dan ibu akan melanjutkan sendiri.
4. Disngagement
Merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan. Pada tahapan ini peran sebagai orang tua belum jelas.
v Reaksi umum pada kehamilan, biasanya swbagai berikut :
a. Trimester I
Ambiven, takut, fantasi, khawatir
b. Trimester II
Perasaan
lebih enak, meningkatkannya kebutuhan untuk mempelajari tentang
perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik, pasif, introvert,
kadang egosentrik dan self centered.
c. Trimester III
Berperasaan aneh, semberono, jelek. Menjadi lebih introvert, mereflesikan terhadap pengalaman masa kecil.
v Tiga aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu hamil :
a. Gambaran tentang idaman
Sebuah
gambaran ideal/positif mengenai perempuan yang berhasil melaksanakan
perannya sebagai ibu yang baik. Seorang ibu muda akan mempunyai
seseorang yang dijadikannya contoh bagaimana seharusnya menjadi seorang
ibu.
b. Gambaran tentang diri
Gambaran
mengenai dirinya sendiri dihasilkan melalui pengalaman. Gambaran diri
seorang perempuan adalah bagaimana seorang perempuan tersebut memandang
dirinya, sebagai bagian dari pengalaman diri, terkait dengan peran ibu
yang akan dilakukan.
c. Gambaran tubuh
Perubahan
yang terjadi pada tubuh perempuan selama proses kehamilan dan perubahan
spesifik yang terjadi selama kehamilan serta setelah melahirkan.
v Tahap pelaksanaan peran menjadi seorang ibu :
a. Taking on
Wanita
meniru dan melakukan peran ibu, dikenal sebagi tahap meniru. Dalam
tahap taking on terdapat kegiatan mimicry (peniruan) yaitu perempuan
meniru perilaku perempuan lain yang pernah hamil dengan cara melihat,
mendengar dan melaksanakanpengalaman menjadi seorang ibu. Misalnya : apa
yang dilakukan saat persalinan atau bagaimana pertumbuhan bayi pada
hari-hari pertama, dan role play (mencoba bermain peran) yaitu
menciptakan kondisi di masa yang akan datang dengan sengaja, misalnya :
berlatih merawat bayi dengan menjadi pengasuh anak temannya atau mencoba
menyuapi anak kecil.
b. Taking in
Taking
in meliputi kegiatan berfantasi. Fantasi perempuan tidak hanya meniru
tetapi sudah mulai membayangkan peran yang dilakukan dimasa yang akan
datang, misalnya : akan seperti apa proses persalinannya nanti atau baju
apa yang akan dikenakan bayinya nanti. Dan kegiatan introjections, projection, dan rejection
yang merupakan tahap dimana perempuan menirukan model-model yang ada
sesuai dengan pendapatnya. Dalam tahap ini, bisa terjadi proses
penerimaan dan penolakan. Misalnya : saat ibu memandikan bayinya di
rumah, dia akan melakukannya berdasarkan apa yang dipelajari di rumah
sakit atau di tempat lainnya.
c. Leting go
Merupakan
fase dimana perempuan mengingat kembali proses dan aktivitas yang sudah
dilaksanakannya. Perempuan tersebut mengevaluasi hasil tindakannya di
masa lalu dan menghilang tindakan yang dia anggap sudah tidak tepat
lagi.
v Faktor-faktor yang memengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa postpartum adalah :
a. Respon dan dukungan dari teman dan keluarga.
b. Hubungan dari pengalaman melahirkan.
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lalu (sebelumnya)
d. Pengaruh budaya
2. Rammona Mercer
Mercer
merupakan seorang perawat yang sangat perhatian terhadap proses
persalinan. Dai adalah salah satu murid Reva Rubin yang telah
menghasilkan banyak karya ilmiah. Sepanjang karirnya selama 30 tahun,
Mercer melakukan 2 penelitian penting yaitu efek stress antepartum pada
keluarga dan pelaksanaan ibu. Teori Mercer lebih menekan pada stres
antepartum dan mencapai peran ibu. Ia mengidentifikasi seorang perempuan
pada awal postpartum, yang menunjukkan bahwa perempuan akan lebih
mendekatkan diri pada bayinya disbanding dengan melakukan tugas sebagai
seorang ibu pada umumnya.
Efek stres anteparum
Tujuan: Memberikan dukunagn selama hamil untuk mengurangi lemahnya lingkungan serta dukungan social dan kurangnya kepercayaan diri.
v Enam faktor yang mempunyai hubungan dengan status kesehatan :
a. Hubungan interpersonal
b. Peran keluarga
c. Stres antepartum, komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negative dari hidup
d. Dukungan social
e. Rasa percaya diri
f. Gangguan rasa takut, depresi, dan keraguan
Selain
itu, menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang
membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri sendiri.
Mencer melihat bahwa menjadi seorang ibu tidak hanya pribadi perempuan
yang menjadi ibu, tetapi dia juga melihat kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam melaksanakan peran ibu. Oleh karena itu, peran dan
partisipasi suami/pasangan sangat penting untuk meyakinkan dan
memberikan penghargaan untuk peran baru ini. Penghargaan diri, status
kesehatan, dan dukungan social diperkirakan mempunyai efek langsung yang
positif terhadap dan pengaruh negetif terhadap fungsi keluarga.
Hubungan ini dibuktikan dalam suatu penelitian yang bertujuan mengetahui
hubungan antara stress anteprtum dan hubungan/fungsi keluarga. Sampel
penelitian yaitu ibu hamil dengan resiko tinggi yang masuk rumah sakit
dibandingkan dengan ibu hamil dengan resiko rendah, usia kehamilan
antara 24-34 minggu.
v Pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara kepadaa ibu dan pasangannya. Hasil
penelitiannya yaitu terdapat 6 variabel yang terkait dengan fungsi
keluarga :
a. Stres antepartum yang disebabkan kombinasi dari peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan dan risiko kehamilan.
b. Dukungan sosial
c. Harga diri
d. Kontrol diri
e. Kegelisahan
f. Depresi
v Hubungan antara ke 6 variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Stres
yang diakibatkan peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan, dan
risiko kehamilan diperkirakan memiliki efek negative terhadap harga diri
dan status kesehatan.
b. Harga
diri, status kesehatan, dan dukungan sosial diperkirakan memiliki efek
yang positif terhadap kegelisahan dan depresi, yang pada akhirnya
memberi efek negative terhadap fungsi keluarga.
Pencapaian peran ibu
v Empat langkah (tahapan) dalam peran untuk menjadi seorang ibu adalah :
a. Anticipatory
Suatu
masa sebelum menjadi ibu, yang dimulai dengan penyesuaian social dan
psikologi terhadap peran barunya nanti, dengan mempelajari apa saja yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
Contoh : Latihan memasak, belajat tentang ASI, belajar tentang merawat anak, dll.
b. Formal
Mulai
dengan peran sesungguhnya sebagai seorang ibu, bimbingan peran secara
formal dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sistem perempuan dari
wanita.
Contoh : Orang tua (ibu) mengajarkan cara perawatan bayi pada anaknya (ibu muda)
c. Informal
Saat perempuan telah mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan peran barunya ini.
d. Personal
Pencapaian
peran ibu dengan baik tergantung dari diri sendiri. Mencer melihat
bahwa peran aktif seorang perempuan dalam percapaian peran umumnya
dimulai sejak bayi lahir, yaitu pada 3 bulan sampai 7 bulan postpartum.
v Faktor-faktor yang memengaruhi perempuan dalam pencapaian peran ibu yaitu :
a. Faktor ibu
1) Umur ibu pada waktu melahirkan anak pertama
2) Persepsi ibu pada waktu melahirkan anak pertama
3) Memisahkan ibu dan anak secepatnya
4) Stres sosial
5) Dukungan sosial
6) Konsep diri
7) Kepribadian
8) Perilaku
9) Status kesehatan ibu
b. Faktor bayi
1) Temperamen
2) Kesehatan bayi
c. Faktor-faktor lain
1) Latar belakang budaya
2) Status perkawinan
3) Status sosial ekonomi
v Faktor-faktor pendukung pencapaian peran ibu :
a. Emosional support
Perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya, dan mengerti.
b. Informational support
Membantu
individu untuk menolong dirinya sendiri, dengan memberikan informasi
yang berguna dan berhubungan dengan masalah situasi.
c. Physical support
Pertolongan langsung seperti membantu merawat bayi dan memberikan dukungan dana.
d. Appraisal support
Berupa
informasi yang menjelaskan tentang peran pelaksanaan bagaimana ia
menampilkan dalam peran, sehingga memungkinkan individu mampu
mengevaluasi dirinya sendiri yang berhubungan dengan penampilan orang
lain.
3. Ela Joy Lehrman
Dalam
teori ini, Lehram menginginkan agar bidan mampu melihat semua aspek
praktik dalam memberikan asuhan pada perempuan hamil dan memberikan
pertolongan pada persalinan.
v Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal yaitu :
1. Asuhan yang berkesinambungan
2. Keluarga sebagai pusat asuhan
3. Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
4. Tidak ada intervensi dlam asuhan
5. Fleksibilitas dalam asuhan
6. Keterlibatan dalam asuhan
7. Advokasi pada klien
8. Waktu
Asuhan partisipasi
Bidan
dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi, dan perencanaan
pasien. Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan
antenatal. Dalam pemeriksaan fisik, misalnya palpasi pada tempat
tertentu atau ikut mendengar denyut jantung.
Dari
delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian
diujicobakan oleh Morten pada pasien post partum. Dari hasil penerapan
tersebut, Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang
telah dibuat oleh Lehrman, yaitu :
1. Teknik terpeutik
2. Pemberdayaan
3. Hubungan sesama
Teknik terapeutik
Proses
komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan penyembuhan,
misalnya : mendengar aktif, mangkaji, klarifikasi, humor, sikap yang
tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian izin.
Empowerment (pemberdayaan)
Sesuatu
proses memberi kekuasaan dan kekuatan; bidan melalui penampilan dan
pendekatannya akan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengoreksi,
memvalidasi, menilai, dan memberi dukungan.
Lateral relationship (hubungan sesama)
Menjalani
hubungan yang baik terhadap klien, bersikap terbuka, sejalan dengan
klien, sehingga antara bidan dan kliennya tampak akrab ; misalnya sikap
empati dan berbagi pengalaman.
4. Ernestine Wiedenbach
Ernestine
Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang mempersiapkan
persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach
mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman dan
observasinya dalam praktik.
Konsep yang luas, menurut Wiedenbach yang nyata di temukan dalam keperawatan, yaitu :
1. The agent : perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain
2. The recipient : wanita, keluarga, masyarakat
3. The goal : goal dari intervensi (tujuan)
4. The means : metode untuk mencapai tujuan
5. The framework : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan professional)
The agent (the midwife)
Wiedenbach
mengutarakan empat konsep yang memengaruhi praktik keperawatan yaitu
filosofi, tujuan, praktik, dan seni. Filosofi Wiedenbach tentang asuhan
kebidanan dan tindakan kebidanan dapat dilihat dalam uraiannya yang
jelas pada perawatan maternitas dimana ada kebutuhan ibu dan bayi yang
segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan ibu
dan ayah dalam persiapan menjadimorang tua.
The goal (purpose)
Tujuan
dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan
pertolongan. Sadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu
diketahui sebelum menentukan tujuan. Bila kebutuhan ini sudah diketahui,
dapat diperkirakan tujuan yang akan dicapai dengan mempertimbangkan
tingkah laku fisik, emosional, atau psikologis. Untuk bisa
mengidentifikasi kebutuhan pasien, bidan/perawat harus menggunakan mata,
telinga, tangan, serta pikirannya.
The recipient
Perempuan,
menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak mampu memenuhi
kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah
individu yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri,
sehingga bidan/perawat memberi pertolongan hanya apabila individu
tersebut mengalami lesulitah dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.
The means
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan klien
2. Ministration : memberikan dukungan dalam mencari pertolongan yang dibutuhkan
3. Validation : mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang dibutuhkan
4. Coordination : koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien
Untuk bisa membantu pasien, bidan/perawat harus memiliki :
1. Pengetahuan, untuk bisa memahami kebutuhan pasien
2. Penilaian, kemampuan pengambilan keputusan
3. Keterampilan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasien
Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi dan professional.
5. Jean Ball
(Teori kursi goyang = keseimbangan emosional ibu)
Tujuannya
untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keadaan emosi ibu
dalam layanan maternitas. Psikologi dalam hal ini tidak hanya pengaruh
emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir dalam memenuhi
kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan, persalinan, dan
masa postpartum adalah masa untuk mengadopsi peran baru.
Hypotesa Ball :
Respon
emosional perempuan terhadap perubahan yang terjadi bersama dengan
kelahiran anak yang memengaruhi kepribadian seseorang dan dengan
dukungan yang berarti, mereka mendapatkan system keluarga dan sosial.
Persiapan
yang sudah diantisipasi oleh bidan dalam masa postpartum akan
memengaruhi respon emsional perempuan dalam perubahan yang dialaminya
pada proses pelahiran anak.
v Terdapat tiga faktor yang memengaruhi keadaan emosional ibu saat postpartum yaitu:
1. Kepribadian ibu
2. Dukungan dari keluarga/lingkungan social
3. Layanan yang diberikan bidan
Kesejahteraan
seseorang perempuan sangat tergantung pada efektifitas 3 elemen
tersebut. Bila semua faktor di atas positif, maka derajat emosional akan
baik. Tetapi bila keadaan 3 faktor tersebut negatif, derajat keadaan
emosional buruk. Meski demikian, setiap faktor saling berinteraksi satu
sama lain. Jika kekurangan satu faktor diimbang denga kelebihan faktor
lain, keadaan emosi ibu manjadi akan menjadi baik. Ketiga faktor
tersebut digambarkan sebagai kursi goyang, dengan layanan maternitas
sebagai landasan dan tiang penyangganya adalah dukungan keluarga serta
kepribadian ibu. Kekokohan setiap elemen saling berkaitan satu sama
lain.
v Teori Jean Ball dalam konsep :
Women :
Ball memutuskan perhatiannya terhadap perkembangan emosional, sosial
dan psikologi seorang perempuan dalam proses melahirkan.
Health : Merupakan pusat dari model Jean Ball. Tujuan d ari postnatal care adalah supaya perempuan mampu menjadi seorang ibu.
Environment : Lingkungan social dan organisasi dalam sistem dukungan asuhan post natal.
Midwifery :
Berdasarkan penelitian asuhan post natal, misalnya dikhawatirkan kurang
efektif karena kurangnya pengetahuan tentang kebidanan.
Self :
Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan adalah memberikan
dukungan dan membantu seorang perempuan untuk menjadi yakin dengan
perannya sebagai seorang ibu.
C. Kesimpulan
Fungsi
konsep adalah sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena yang
diobservasinya, sedangkan teori adalah jalur logika atau penalaran yang
digunakan oleh peneliti untuk menerangkannya. Ada beberapa teori yang
memengaruhi model kebidanan yaitu Teori Reva Rubin, Ramona T. Mercer,
Ernestine Wiedenbach, Ella Joy Lehrman, dan Jean Ball.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar