Sebelum membicarakan tentang hubungan sistem reproduksi manusia dengan sistem tubuh yang lain, akan sangat penting kita
membicarakan hal-hal fisiologis yang terjadi pada sisitem reproduksi.
Hal yang pertama kita bahas mengenai siklus haid, karena ini nanti
akan terkait dengan pengaruh hormon-hormon yang dihasilkan oleh ovarium
terhadap sistem tubuh yang lain.
SIKLUS HAID
Siklus haid melibatkan kelenjar hipotalamus, kelenjar
hipofise, kelenjar ovarium dan endometrium. Keempatnya ini akan saling
mengirim signal dan saling mempengaruhi.
Hipotalamus yang berada ada sella tursika menghasilkan hormon
Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) yang terdiri dari FSH-RH dan
LH-RH. Pertama FSH-RH dihasilkan dan efeknya akan memberi pengaruh pada
hipofise sehingga hipofise menghasilkan FSH. FSH ini akan mempengaruhi
ovarium, yang mengakibatkan terjadinya gametogenesis (Oogenesis). Pada
proses oogenesis, follikel akan berkembang dari follikel primer sampai
dengan follikel de graff. Saat pada follikel ini sudah terbentuk
apisan-lapisan (teka follikel) maka sel-sel pada teka interna akan
menghasillkan hormon estrogen. Hormon estrogen ini akan menimbulkan
proliferasi dari dinding endometrium. Apabila sel telur sudah matang
(sudah menjadi follikel de garff) atau saat garis tengah follikel
mencapai 18 – 22 µm dan konsentrasi estrogen mencapai 600-1200 pmol/lt,
hipotalamus akan menerimanya sebagai signal bahwa follikel sudah matang
dan diperlukan proses selanjutnya, sehingga hipotamus mengeluarkan GnRH
kedua yaitu LH-RH, dan mengakibatkan hipofise mengeluarkan hormon LH
dan terjadi lonjakan kadar LH, yang berakibat pecahnya follikel de graff
atau terjadi OVULASI. Bekas cangkak dari follikel de graff yang sudah
pecah akan tetap di dalam ovarium dan disebut Corpus Luteum. Corpus
luteum ini menghasilkan hormon progesteron. Hormon ini akan menyebabkan
dinding endometrium menjadi berkelok-kelok dan semakin menebal (fase
sekresi). Penebalan dinding rahim ini disiapkan untuk proses implantasi
hasil konsepsi. Jika tidak terjadi konsepsi, corpus luteum hanya akan
bertahan dalam waktu pendek (14 hari), dan setelah itu berdegenerasi
menjadi corpus albicans. Dan hormon progesteron tidak dihasilkan lagi
sehingga proses penebalan dinding endometrium terhenti, dan terjadilah
peluruhan dinding rahim yang disebut menstruasi/haid.
Dari uraian diatas, sangat jekas keterkaitan antara sistem
reproduksi dengan sistem endokrin. Fungsional dari sistem endokrin
sangat dipengaruhi oleh fungsi kelenjar hipotalamus dan hipofise. Dapat
dibayangkan jika hipotalamus atau hipofise tidak dapat berfungsi dengan
baik. Dan harus diingat bahwa hipotamus dan hipofise tidak hanya
berpengaruh pada reprpoduksi wanita tapi juga reproduksi pria. Pada pria
hipofise mengeluarkan hormon FSH unutk merangsang proses spermatoenesis
dan LH untuk pembentukan hormon Testesteron.
Setelah memahami bagaimana proses terjadinya siklus haid,
kita akan bahas lebih bagaimana pengaruh hormon estrogen dan progesteron
bagi tubuh, yang tidak terbatas hanya pada sistem repoduksi.
Efek Hormon Estrogen Pada Tubuh :
1. Mempertahankan fungsi otak.
2. Mencegah gejala menopause (seperti hot flushes) dan gangguan mood.
3. Meningkatkan pertumbuhan dan elastisitas serta sebagai pelumas sel
jaringan (kulit, saluran kemih, vagina, dan pembuluh darah).
4. Pola distribusi lemah di bawah kulit sehingga membentuk tubuh wanita yang feminin.
5. Memproduksi sel pigmen kulit. Estrogen juga mempengaruhi sirkulasi
darah pada kulit, mempertahankan struktur normal kulit agar tetap
lentur, menjaga kolagen kulit agar terpelihara dan kencang serta mampu
menahan air.
Efek Hormon Progesteron :
* Sebenarnya hormon ini tidak terlalu berhubungan langsung dengan
keadan kulit tetapi sedikit banyak ada pengaruhnya karena
merupakan pengembangan estrogen dan kompetitor androgen.
* Fungsi utama hormon progesteron lebih pada sistem reproduksi wanita, yaitu:
- Mengatur siklus haid.
- Mengembangkan jaringan payudara.
- Menyiapkan rahim pada waktu kehamilan.
- Melindungi wanita pasca menopause terhadap kanker endometrium.
Selain estrogen dan progesteron,wanita juga menghasilkan hormon
testoseteron dalam jumlah yang sangat sedikit, hormon ini berfungsi
untuk merangsang dorongan seksual dan merangsang pembentukan otot,
tulang, kulit, organ seksual dan sel darah merah. Hormon ini selain
dihasilkan oleh ovarium juga dihasilkan oleh kelenjar endokrin.
Fungsi hormon testosteron Pada Pria :
(1) memacu pertumbuhan penis dan testis/karakteristik seks primer pria.
(2) Memacu pertumbuhan karakteristik seks sekunder laki-laki
(3) Memacu spermatogenesis.
(4) Mempengaruhi perilaku seksual laki-laki.
Dari uraian diatas jelas bahwa Estrogen dan progesteron berpengaruh
pada seluruh tubuh tidak hanya pada sistem reproduksi, misalnya sistem
integumen (kulit dan mukosa, termasuk rambut), muskoloskeletal,
urogenital, kejiwaan, kardiovaskular. Sehingga jika seseorang mengalami
menopause akan terjadi gangguan pada sistem lain.
Gangguan yang dapat terjadi pada Sistem Integumen jika seorang
wanita tidak menghasilkan estrogen dan progesteron antara lain kulit
menjadi kering, menipis, keriput, kuku rapuh, gatal-gatal, mata kering,
selaput lendir pada mulut kering dan mudah terjadi luka, mukosa vagina
menjadi kering sehingga sakit saat berhubungan. Rambut menipis dan
tumbuh bulu diatas bibir.
Gangguan yang dapat terjadi pada pada Sistem Muskoloskeletal
yaitu terjadinya kerapuhan pada tulang (osteoporosis), gigi rapuh,
selain itu terjadi nyeri sendi dan otot mengendor. Semuanya ini terjadi
karena estrogen berperan dalam pengaruh regenerasi sel tulang pada
wanita sehingga pada menopause terjadi kerapuhan pada tulang
(osteoporosis), gigi rapuh, selain itu sering terjadi nyeri sendi, otot
mengendor.
Gangguan Pada Sistem Cardiovaskular, dapat terjadi peningkatan
kolesterol, HDL turun, LDL tinggi sehingga timbul penyakit jantung
koroner. Karena terbukti bahwa progesteron dapat menurunkan kadar HDL
sehingga LDL dalam kondisi normal.
Gangguan Pada sistem Urogenital, dapat terjadi kerentanan pada
nfeksi saluran kencing karena mukosa yang kering, dan selain itu sering
timbul keluhan nyeri saat coitus.
HUBUNGAN LAIN SISTEM REPODUKSI DENGAN SISTEM LAIN :
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM KARDIOVASKULAR
Sistem reproduksi wanita dan laki-laki diperdarahi oleh pembuluh darah
yang merupakan cabang-cabang dari pembuluh darah besar dalam tubuh,
dengan sentral pada jantung, sehingga jika terdapat kelainan ada jantung
maka akan berakibat juga pada organ-organ reproduksi, misalnya pada
laki-laki sering terjadi disfungsi ereksi, ketidak mamuan dalam
melakukan hubungan seksual karena penambahan beban jantung saat
aktifitas coitus. Dan jika seorang wanita hamil maka beban jantung
bertambah berat, akibatnya jika sudah ada penyakit janutng maka
penyakitnya jantungnya akan bertambah parah, dan penyakit jatung
tersebut akan mengakibatkan komplikasi pada kehamilannya sehingga bisa
terjasi abrtus, BBLR, kematian janin dan ibu saat hamil dan bersalin.
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM SYARAF
Sistem reproduksi dipersyarafi oleh syaraf yang merupakan cabang dari
saraf yang keluar dari tulang belakang dengan koordinasi pada otak. Jika
terjadi kelainan ada syarat tersebut maka akan mengakibatkan gangguan
pada sistem reporduksi, misalnya disfungsi ereksi, dan gangguan
ejakulasi.
SISTEM REPRODUKSI DAN SISTEM URINARIA
Keduanya sangat berhubungan khususnya secara anatomi, pada laki-laki
uretra bergabung dengan tempat penyaluran keluar sperma, pada wanita
uretra berdekatan dengan vagina dan terletak padavestibulum di vulva,
selain itu vesica urinaria berada didepan uterus.
Jika terjadi infeksi pada saluran kencing maka akan mudah pula terjadi infeksi pada sistem reproduksi atau sebaliknya.
(NUR LATHIFAH,SST…. Dari berbagai sumber buku anatomi fisiologi dan
juga artikel para ahli di internet… ditulis untuk bahan kuliah semester
I, mk ANATOMI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar